Kebudayaan dan Kepribadian
Berbagai
penelitian mengatakan bahwa teradapat hubungan antara corak kebudayaan dan
corak kepribadian anggota-anggota masyarakat. Ada opini bahwa kebudayaan suatu
bangsa cermin kepribadian bangsa tersebut. Jika dilihat dari sisi sikap pemilik
kebudayaan tersebut, manakala pemilik kebudayaan itu menganggap segala sesuatu
yang terangkum dalam kebudayaan tersebut sebagai sesuatu yang logis, selaras,
dan serasi dengan kodrat alam, tabiat manusia, dan sebagainya.
Sifat-sifat
kepribadian yang berakar dari adat istiadat dan ajaran agama pada suatu
kelompok masyarakat dapat dikukuhkan sebagai hukum adat. Selain itu, ciri-ciri
kepribadian suatu kelompok masyarakat, juga tercermin dalam penampilan hidup
sehari-hari. Kepribadian bangsa Indonesia yang ramah tamah, suka menolong,
memiliki sifat kegotongroyongan, adalah ciri umum dari sekian banyak suku
bangsa yang berada di indonesia dan terpatri menjadi ciri khas kepribadian
bangsa Indonesia.
Berbicara tentang
kebudayaan sangat erat kaitannya dengan kepribadian seseorang. Budaya dan
keperibadian bagaikan dua sisi mata uang tidak bisa dipisahkan. Dimana budaya
yang baik selalu mempengaruhi pribadi yang baik, kemudian budaya buruk selalu
mempengaruhi pribadi yang buruk juga. Disamping itu kadang kala lingkungan
menjadi hal utama yang dapat mempengaruhi baik buruknya budaya seseorang. Kita
ambli contoh di Papua memilki berbagai kebudayaan yang berbeda dengan daerah
lainnya, sehingga dengan sendiri kepriabadian mereka juga agak berbeda dan
unik.
Hal ini dapat dikatakan melihat
budaya Papua yang agak keras dan unik. Sehingga keperibadian yang terbentukpun
agak unik dan berbeda. Contoh budaya potong jari. Yang telah lama turun-temurun
diterapkan di Papua, bahkan menjadi budaya (kebiasaan) yang lumrah untuk
dihilangkan walaupun kelihatannya agar buruk dan tidaks sesuai baik norma agama
maupun norma hukum.
Contoh pengaruh budaya terhadap keperibadiaan yang lainnya dapat kita petik
dari kehidupan masyarakat suku dayak di daerah pedalaman Kalimantan. Yang
sebagaimana hidupnya sangat memperihatinkan dan mengenaskan. Bagi mereka
memakai anting sebanyak-banyaknya ditelinga baik pria maupun wanita merupakan
suatu hal yang biasa, padahal hal sangat mengelikan dan menakutkan. Yang lebih
parahnya lagi hal ini telah melanggar berbagai norma-norma yang telah tertera.
Baik masyarakat yang hidup
di Papua maupun Kalimantan memilki budaya yang unik dan berbeda. Keunikan
kebudayaan mereka membuat cara hidup termasuk kepribadiaan mereka sesuai dengan
nilai-nilai kebudayaan yang mereka milki, pengaruh itu dapat kita lihat
masyarakt Papua selalu hidup dan berbbudaya dengan istilah mengorbankan apapun
yang mereka milki unutk seseorang yang mereka miliki dan sayangi. Sama halnnya
juga dengan orang Kalimantan.
Era
yang berkembang ini banyak masalah atau pengaruh yang bisa terjadi disebabkan
budaya yang tidak mendukung. Ketika pengaruh budaya buruk mempengaruhi
kepribadiaan seseorang maka dengan sendirinya berbagai masalah yang tidak di
inginkan akan terjadi secara terus-menerus.
Nah yang menjadi tantangan untuk kita, apa yang harus kita lakukan agar
permasalahan yang sering timbul ditengah masyarakt akibat pengaruh budaya yang
buruk dapat disingkirkan secara perlahan. Menyingkirkan budaya buruk yang
dimaksdukan disi adalah bagaimana cara kita tidak menerapkan budaya-budaya lama
yagn telah nyata-nyata tidak sesuai dengan norma-norma maupun adat istiadat.
Menjadi tantang unutk kita apakah kita berani mengambil resiko dengan cara
tidak mengikuti dan menerapkan berbagai budaya buruk yang kita lihat dapat
mempengaruhi kebudayaan kita. Dan memberitahukan kepada setiap orang bahwa
budaya yang buruk harus dibuang dan dilenyapkan.
Melenyapkan dan menyingkan budaya yang buruk bukanlah hal yang mudah, layakanya
kita membalik telapak tangan. Tetapi butuh usaha, kerja keras dan kemauan yang
besar untuk merubah itu. Semoga hal ini dapat di atasi dengan baik.
Sangat disayangkan kalau kita memahami budaya hanya dari sisi yang sempit. Oleh
karena itu perlulah kita memandang budaya secara luas agar pemahan dan
pengertiannya pun tidak salah. Di dunia ini banyak ahli yang hidup, sehingga
rasanya perlu kl kita lihat beberapa pendapat yang mereka kemukakan dalam hal
ini tentang kebudayaan.
Definisi budaya sendiri menurut koentjaranigrat menyebutkan bahwa kata
kebudayaan berasal dari kata sansekerta yang artinya buddhaya yang merupakan
bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian,
kebudayaan bisa diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal.
Selain itu beberapa tokoh seperti:
·
E.B. Taylor mengukapkan budaya adalah suatu
keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan,
hokum, adapt istiadat, serta kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
·
Linton juga mengukapkan budaya adalah
keseluruhan pengetahuan, sikap, dan pola perilaku yang merupakn kebiasaan yang
dimilki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.
·
menurut Kluckhon dan Kelly pengertian budaya
menutut pemahamn yang mereka milki. Yang menurutnyta budaya adalah semua
rancangan hidup tercipta secara histories, baik yang eksplit maupun implicit,
rasional, irasional yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman yang potensial
untuk perilaku manusia.
Berbicara
tentang kebudayaan sangat erat kaitannya dengan kepribadian seseorang. Budaya
dan kepribadian bagaikan dua sisi mata uang tidak bisa dipisahkan. Dimana
budaya yang baik selalu mempengaruhi pribadi yang baik, kemudian budaya buruk selalu
mempengaruhi pribadi yang buruk juga.
Disamping
itu kadang kala lingkungan menjadi hal utama yang dapat mempengaruhi baik
buruknya budaya seseorang. Contoh budaya potong jari. Yang telah lama
turun-temurun diterapkan di Papua, bahkan menjadi budaya (kebiasaan) yang
lumrah untuk dihilangkan walaupun kelihatannya agak buruk dan tidak sesuai baik
norma agama maupun norma hukum.
Contoh
pengaruh budaya terhadap kepribadian yang lainnya dapat kita petik dari kehidupan
masyarakat suku dayak di daerah pedalaman Kalimantan. Yang sebagaimana hidupnya
sangat memprihatinkan dan menggenaskan. Bagi mereka memakai anting
sebanyak-banyaknya ditelinga baik pria maupun wanita merupakan suatu hal yang
biasa, padahal hal sangat mengelikan dan menakutkan. Yang lebih parahnya lagi
hal ini telah melanggar berbagai norma-norma yang telah tertera. Tetapi mau
bagaimana lagi, inilah budaya. Baik masyarakat yang hidup di Papua maupun
Kalimantan memilki budaya yang unik dan berbeda. Keunikan kebudayaan mereka
membuat cara hidup termasuk kepribadian mereka sesuai dengan nilai-nilai
kebudayaan yang mereka miliki, pengaruh itu dapat kita lihat masyarakat Papua
selalu hidup dan berbudaya dengan istilah mengorbankan apapun yang mereka miliki
untuk seseorang yang mereka miliki dan sayangi. Sama halnnya juga dengan orang
Kalimantan.
Budaya bemasyarakat
memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku yang ada agar dapat
meningkatkan harmonisasi dalam bermasyarakat untuk menghadapi berbagai
tantangan di masa yang akan datang. Manfaat dari penerapan Budaya bermasyarakat
yang baik :
1.
Meningkatkan jiwa gotong royong
2.
Meningkatkan kebersamaan
3.
Saling terbuka satu sama lain
4.
Meningkatkan jiwa kekeluargaan
5.
Meningkatkan rasa kekeluargaan
6.
Membangun komunikasi yang lebih baik
7.
Meningkatkan produktivitas kerja
8.
Tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll.
Kemudian
tujuan lain yang tidak kala pentingnya adalah, agar kita (mahasiswa) semakin
kreatif dan mampu mengungkapkan sesuatu secara ilmiah yang dituangkan dalam
bentuk makalah kali ini. Yang sebagaimana kita juga sedang dipersiapkan untuk
melanjutkannya ke dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dalam
hal ini yang menjadi cakupan antara kebudayaan dan kepribadian adalah
masyarakat. Karena kebudayaan sangat melekat didalam setiap jiwa manusia,
terutama masyarakat di Negara Indonesia yang dikenal sebagai Negara dengan
kebudayaan yang sangat banyak. Di Indonesia, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
sangat memberi pengaruh dalam konsep hubungan Kebudayaan dengan Kepribadian.
Maka ada beberapa point yang menjadi titik sasaran, antara lain adalah :
1)
Masyarakat yang Berjiwa pancasila dan memiliki
integritas kepribadian yang tinggi.
2)
Bersifat terbuka dan tanggap terhadap lingkungan
sekitar, serta tanggap terhadap permasalahan masyarakat.
3)
Menguasai dasar-dasar kebudayaan sehingga
mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian
masalah yang ada. Toleransi dalam bermasyarakat.
4)
Membentuk suatu sikap dasar, kebiasaan dan
nilai-nilai yang dapat memupuk kerjasama, integritas dan komunikasi dalam
bermasyarakat.
Kebudayaan
dan kepribadian adalah sesuatu yang mutlak yang terdapat pada suatu masyarakat,
karena tanpa kebudayaan dan kepribadian suatu masyarakat tidak akan berkembang
si antara masyarakat yang satu dengan yang lain pasti terdapat kebudayaan yang
berbeda pula. Karena itulah bila kita mempelajari kebudayaan orang lain kita
tidak boleh memandang dari sudut pandang kebudayaan kita sendiri karena akan
menyebabkan kesalahpahaman dan kerancauan.
Masyarakat
dapat mengembangkan dan menjalankan karakter budaya masing-masing dengan baik
tanpa menghalangi atau membatasi perilaku asertif berkembang dalam diri
masyarakat itu sendiri. Masyarakat diharapkan mampu mengekspresikan diri mereka
dengan apa adanya, bersikap jujur dengan tetap dihormati orang lain, serta
mampu membawa diri dalam situasi apapun tanpa adanya paksaan ataupun keegoisan
dalam diri masyarakat. Dengan demikian, masyarakat bisa mengatasi
tuntutan-tuntutan atau permasalahan yang datang pada masyarakat secara
bijaksana sehingga terhindar dari hal-hal negatif yang bisa menjerumuskan
mereka.
Diharapkan
dapat menunjang perkembangan perilaku asertif dalam diri masyarakat dengan
tidak menjadikan budaya sebagai suatu penghalang. Dapat menanamkan nilai dan
norma budaya dalam keluarga dan melestarikannya dengan baik, namun tetap
mengembangkan perilaku asertif dalam lingkungan keluarga sehingga interaksi
dalam keluarga dapat berlangsung dengan jujur dan tidak menyakiti hati orang
lain, serta dapat saling menghormati. Lingkungan keluarga memiliki kedudukan
penting dalam perkembangan perilaku asertif masyarakat.
Sumber :http://adityabudiharto.blogspot.com/2011/11/kebudayaan-dan-kepribadian.html